Jumat, 25 September 2015

Belajar Bersabarlah Anakku

Di suatu sore, seorang anak datang pada ayahnya yang sedang membaca koran. "Ayah,ayah" kata sang anak.
"Ada apa?" Tanya sang ayah.
"Aku capek,sangat capek.. aku capek karena harus belajar dengan keras untuk mendapat nilai bagus,sedangkan temanku dapat nilai bagus dengan mencontek ,aku capek."
"Aku capek karena harus terus membantu ibu membereskan rumah,sedangkan temanku punya pembantu,aku ingin kita punya pembantu saja! aku capek,sangat capek.."
"Aku capek karena aku harus menabung, sedangkan temanku bisa terus jajan tanpa harus menabung, aku ingin jajan terus!"
"Aku capek sangat capek, karena aku harus menjaga lisanku untuk tidak menyakiti, sedangkan temanku enak saja berbicara sampai aku sakit hati.."
"Aku capek sangat capek, karena aku harus menjaga sikapku untuk menghormati teman2ku, sedangkan temanku enak saja bersikap kepadaku.."
"Aku capek ayah,aku capek menahan diri..aku ingin seperti mereka, mereka terlihat senang, aku ingin bersikap seperti mereka ayah!" sang anak mulai menangis.

Kemudian sang ayah hanya tersenyum dan mengelus kepala anaknya sambil berkata "Anakku ayo ikut ayah, ayah akan menunjukan sesuatu kepadamu". lalu sang ayah menarik tangan sang anak,kemudian mereka menyusuri sebuah jalan yang sangat jelek, banyak duri, serangga, lumpur dan ilalang.
lalu sang anak pun mulai mengeluh,,"Ayah, mau kemana kita?? aku tidak suka jalan ini,lihat sepatuku jadi kotor,kakiku luka karena tertusuk duri dan badanku di kelilingi oleh serangga, berjalanpun susah karena banyak ilalang. aku benci jalan ini ayah" Sang ayah hanya diam.
Sampai akhirnya mereka sampai pada sebuah telaga yang sangat indah, airnya sangat segar, ada banyak kupu-kupu, bunga-bunga yang cantik dan pohon yang rindang.
"Wahhh....tempat apa ini ayah? aku suka! aku suka tempat ini!" Sang ayah hanya diam dan duduk di bawah pohon rindang beralaskan rerumputan hijau.
"Kemarilah anakku,ayo duduk disamping ayah" ujar sang ayah , lalu sang anak pun duduk di samping ayahnya.
"Anakku, tahukah kau mengapa disini begitu sepi? padahal tempat ini begitu indah..?" 
"Tidak tau ayah,memangnya kenapa?" tanya sang anak
"Itu karena orang2 tidak mau menyusuri jalan yang jelek tadi, padahal mereka tau ada telaga disini, tetapi mereka tidak bisa bersabar dalam menyusuri jalan itu" jawab sang ayah.
"Ooohhh..berarti kita orang yang sabar ya yah?" sang anak bertanya sambil merasa bangga.
" Nah, akhirnya kau mengerti nak" kata sang ayah.
Sang anak kebingungan kemudian bertanya "Mengerti apa? aku tidak mengerti".
"Anakku,butuh kesabaran dalam belajar, butuh kesabaran dalam berbuat baik, butuh kesabaran dalam kejujuran, butuh kesabaran dalam setiap kebaikan agar kita mendapatkan kemenangan, seperti jalan yang tadi,bukankah kau harus sabar saat ada duri yang melukai kakimu? kau harus sabar saat lumpur mengotori sepatumu,kau harus sabar saat melewati ilalang dan kau pun harus sabar saat dikelilingi serangga, dan akhirnya semua terbayar kan? Ada telaga yang sangat indah ..seandainya kau tidak sabar apa yang akan kau dapat? kau tidak akan dapat apa-apa anakku , oleh karena itu bersabarlah anakku" jelas sang ayah.
"Tapi ayah, aku tidak mudah untuk bersabar" kata sang anak.
" Aku tau ,oleh karena itu ada ayah yang menggenggam erat tanganmu agar kau tetap kuat. Begitu pula dengan hidup,ada ayah dan ibu yang akan selalu ada disampingmu,agar saat kau jatuh kami bisa mengangkatmu, tapi...ingatlah anakku, ayah dan ibu tidak selamanya bisa mengangkatmu saat kau jatuh. suatu saat nanti kau harus biasa berdiri sendiri..seorang gadis muslim yang kuat,yang tetap tabah dan istiqomah karena ia tau ada ALLAH SWT disampingnya...maka kau akan dapati dirimu tetap berjalan menyusuri kehidupan,saat yang lain memutuskan untuk berhenti dan pulang. Maka kau tau akhirnya apa kan?" tanya sang ayah.
" Ya ayah, aku tau..Aku akan dapat surga yang lebih indah dari telaga ini...sekarang aku mengerti...Terima kasih ayah...aku akan tegar saat yang lain terlempar " ucap sang anak.
Sang ayah hanya tersenyum sambil menatap wajah anak kesayanganya, dan berkata " Anakku, kelak walaupunn ayah sudah tiada,kau pasti akan menjadi anak yang kuat dan tegar" 
Kemudian sang anak langsung memeluk ayahnya sambil menangis tersedu-sedu.

Selesai.